FIQH PENDIDIKAN ANAK


KEWAJIBAN ORANG TUA DAN GURU

Image result for TANGAN SI KECIL
Saudaraku kaum muslimin rohimakumulloh…, ketahuilah !

Para orang tua, guru dan segenap masyarakat, bertanggung jawab di hadapan Alloh Subhanahu wa Ta’ala tentang nasib generasi umat ini. Apabila mereka semuanya berbuat baik terhadap generasi umat ini, dengan cara membimbing dan mendidik mereka kepada Al-Haq (kebenaran), niscaya generasi ini akan menjadi baik dan berbahagia. Demikian pula orang tua, guru dan segenap masyarakat semuanya menjadi berbahagia.  

Tetapi sebaliknya, bila mereka semuanya tidak berbuat baik terhadap generasi ini, maka generasi ini akan menderita dan sengsara, demikian pula orang tuanya, gurunya dan segenap masyarakatnya.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (٦)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim : 6)

Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu ‘anhu menjelaskan makna perintah “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, yakni :“Didiklah mereka dan ajarilah mereka”.

Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma juga menjelaskan maknanya :“Beramallah kalian semua dengan ketaatan kepada Alloh, berhati-hatilah kalian dari berbuat maksiat kepada Alloh, dan perintahkanlah istri kalian/keluarga kalian untuk berdzikir (selalu ingat kepada Alloh), niscaya Alloh akan menyelamatkan kalian dari api neraka.”

Mujahid rohimahulloh menjelaskan maknanya :“Bertakwalah kamu kepada Alloh, dan berilah wasiat keluargamu untuk bertakwa kepada Alloh…”.

Qotadah rohimahulloh juga menjelaskan : “Perintahlah mereka agar mentaati Alloh, laranglah mereka dari berbuat maksiat/durhaka kepada Alloh, dan hendaknya kamu tegakkan perintah Alloh pada mereka (yakni agar mereka melaksanakan perintah-perintah Alloh tersebut), perintahlah mereka dengannya dan tolonglah mereka untuk melaksanakannya. Apabila kamu melihat Alloh dimaksiati (oleh mereka), cegahlah mereka dan hardiklah mereka.”

Demikian pula Ad-Dhohak dan Muqotil rohimahumalloh juga menjelaskan :“Wajib bagi setiap muslim untuk mengajari keluarganya dari kalangan kerabatnya, budak wanita atau prianya, tentang apa saja yang difardhukan/diwajibkan oleh Alloh pada mereka, serta apa saja yang dilarang oleh Alloh atas mereka.”

(lihatTafsir Al-Qur’anul Adzim (4/518), karya Al-Hafidz Ibnu Katsir rohimahulloh)

Maka berdasarkan firman Alloh Ta’ala tersebut di atas, wajib bagi segenap orang tua untuk mendidik anak-anak dengan pendidikan yang Islami dan mengajarkan kepada mereka perkara-perkara agama yang telah dibebankan oleh Alloh ‘Azza wa Jalla kepada mereka.

Sebagaimana dulu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah mengajari anak-anak kecil, seperti hadits Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :

“Wahai anak, sungguh aku akan mengajarimu beberapa kata (pelajaran). Jagalah Alloh, niscaya Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, niscaya engkau akan dapatkan Dia ada di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Alloh. Dan jika engkau meminta tolong, mintalah tolong kepada Alloh ….” (HR At-Tirmidzi, dan beliau berkata :“Hasan Shohih.” Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam Shohih Sunan At-Tirmidzi (3/2043) dan Al-Misykat no. 5302)

KUMPULAN REKAMAN KHUTBAH & TAUSHIYYAH


Image result for pena dan kitab

Kaum Muslimin rohimakumulloh……

Berikut ini adalah kumpulan Rekaman dari beberapa Khutbah Jum'at dan Taushiyyah yang disampaikan oleh para Ustadz yang sempat berkunjung di Pondok Pesantren Darul Ilmi Surabaya, khususnya selama ada kegiatan dars (pelajaran) di pondok yang disampaikan oleh Syaikh kita, yakni Syaikh Hasan bin Qosim Ar-Roimiy hafidzhohulloh ta’ala.

Kami sampaikan rekaman ini di hadapan kaum muslimin lewat website kita ini, agar faedah dan manfaatnya bisa lebih meluas untuk segenap kaum muslimin di manapun mereka berada. 

Berikut ini daftar rekaman yang bisa kami sampaikan…… semoga bermanfaat untuk semuanya.   


KUMPULAN TAUSHIYYAH  PARA ASATIDZAH


No.
Nama Ustadz
Tema Taushiyyah
01.
Al-Ustadz Abu Hammam Banjarnegara
02.
Al-Ustadz Fadhli Abu Ubaid Mangkutana Sulsel
03.
Al-Ustadz Mujahid Pinrang Sulawesi Selatan
04.
Al-Ustadz Abu Hudzaifah Hasan Makassar
05.
Al-Ustadz Abu Abdirrohman Utsman Semarang
06.
Al-Ustadz Abu Abdil Fath Asnur Kendari Sul.Tenggara
07.
Al-Ustadz Abu Nafi’
Cianjur Jawa Barat
08.




KUMPULAN  KHUTBAH JUM’AT SYAIKH HASAN BIN QOSIM & PARA ASATIDZAH


No.
Nama Ustadz
Tema Khutbah Jum’at
01.
Syaikh Hasan bin Qosim

02.
Syaikh Hasan bin Qosim
03.
Syaikh Hasan bin Qosim

04.
Al-Ustadz Muhammad Irham Demak (muqim di Medan)

05.
Al-Ustadz Abu Hudzaifah Hasan Makassar

06.
Al-Ustadz Abu Ubaidah

07.
Al-Ustadz Abu Abdirrohman Yoyok




Semoga bermanfaat ..............................

(Catatan : Untuk mendengarkannya atau mendownloadnya, silahkan klik judul rekaman yang telah tersedia)

KEWANITAAN : UNTAIAN NASEHAT UNTUK WANITA


Image result for BUNGA MELATI
Sebuah Untaian Nasehat Untuk Para Wanita :

“PAKAIAN TAQWA, ADALAH SEBAIK-BAIK PAKAIAN DAN PERHIASAN”

Wahai saudariku muslimah….. , kita semua tentu memaklumi, bahwa berhias dan berpenampilan indah, adalah termasuk salah satu adab yang disyari’atkan dalam agama kita yang hanif (lurus) ini. Akan tetapi, yang penting untuk kita ketahui juga dalam perkara ini adalah bahwa perhiasan itu ada dua macam, yakni perhiasan dhohir (yang nampak dari luar), dan perhiasan batin (yang ada di dalam hati seorang muslim).

Dan perhiasan batin, adalah lebih penting untuk kita dahulukan dan kita perhatikan. Mengapa ? Ya, karena baiknya dan bagusnya batin seseorang itu akan membawa pada keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (٢٦)

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-A’roof : 26)

Al-Imam As-Syaukani rohimahulloh dalam tafsirnya (2/204) menjelaskan : “Yang dimaksud dengan pakaian taqwa adalah pakaian Al-Waro’ dan menjaga diri agar tidak terjatuh pada kemaksiatan. Yakni Waro’ terhadap diri sendiri (dengan berhati-hati dari semua perkara yang harom dan syubuhat, edt.) dan takut kepada Alloh Ta’ala. Yang demikian itu adalah sebaik-baik pakaian dan seindah-indahnya perhiasan.”

Seorang penyair Arab berkata :

إذا المرء لم يلبس ثيابا من التقى      تقلب عريانا وإن كان كاسيا

“Apabila seseorang itu tidak berpakaian dengan ketakwaan, dia berubah dalam keadaan telanjang meskipun dia berpakaian.”

Setelah itupun dia juga berkata :

وخير لباس المرء طاعة ربه        ولاخير فيمن كان لله عاصيا

“Sebaik-baik pakaian seseorang adalah ketaatan pada Robbnya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang bermaksiat kepada Alloh.”

Manhaj & Aqidah : TENTANG HUKUM PERAYAAN ISRO' MI'ROJ


ADAKAH DALIL YANG SHOHIH TENTANG
PERAYAAN ISRO’ MI’ROJ ?

Image result for isra' Mi'raj


Tidak bisa kita pungkiri, bahwa malam terjadinya Isro’ dan Mi’roj Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam, adalah termasuk diantara tanda-tanda kekuasaan Alloh Ta’ala Yang Maha Agung, yang juga menunjukkan Maha Tingginya Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas seluruh makhluk-Nya, dan juga menunjukkan agungnya kedudukan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam di sisi Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (١)

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (yakni Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam) pada suatu malam, dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isro’ : 1)

As-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baaz rohimahulloh berkata : “Diriwayatkan secara mutawatir dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau di-mi’roj-kan ke langit, lalu dibukakan pintu-pintu langit tersebut untuk beliau, hingga beliau melewati langit yang ke-tujuh. Lalu Alloh berbicara kepada beliau sebagaimana yang Alloh kehendaki, dan mewajibkan sholat lima waktu kepada beliau, yang mana sebelumnya Alloh mewajibkan kepada beliau lima puluh sholat.

Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam terus menerus bolak-balik menuju Robb-nya untuk meminta keringanan, sehingga Alloh merubahnya menjadi lima waktu yang wajib, tetapi pahalanya lima puluh, karena satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Segala puji dan syukur bagi Alloh, atas segala kenikmatan yang tidak terhitung lagi tidak terkira.” (At-Tahdzir Minal Bida’, hal. 16)

Meskipun demikian agungnya malam terjadinya Isro’ Mi’roj tersebut, namun bukan berarti hal tersebut boleh kita jadikan sebagai perayaan yang diagungkan, dan bukan pula untuk dikhususkan mengamalkan ibadah-ibadah tertentu yang tidak disyari’atkan dalam agama kita ini. Hal ini karena beberapa alasan sebagai berikut :

Pertama : Tidak ada satu pun kabar yang shohih dari hadits-hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang ketentuan atau waktu yang pasti kapan terjadinya malam Isro’ dan Mi’roj tersebut, apakah di bulan Rojab ataukah di bulan-bulan yang lainnya.

Ada yang berpendapat, peristiwa itu terjadi lima belas bulan setelah beliau diangkat sebagai Nabi dan Rosul Alloh. Ada juga yang berpendapat, terjadi pada malam ke-27 dari bulan Robi’ul Akhir, setahun sebelum Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah. Ada juga yang berpendapat, terjadi lima tahun setelah beliau diangkat sebagai Rosul (lihat : Syarh Shohih Muslim (2/267-268) karya Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh). Ada pula yang berpendapat, hal itu terjadi pada malam ke-27 dari Bulan Robi’ul Awwal (lihat : Hawadits wal Bida’ (hal. 232) karya Al-Imam Abu Syamah rohimahulloh)

Bahkan Al-Imam Abu Syamah juga menyatakan : “Dikisahkan oleh sebagian ahli kisah (tukang dongeng), bahwa Isro’ Mi’roj itu terjadi pada pada bulan Rojab. Maka hal ini menurut Ahli Ta’dil wa Tahrij, adalah suatu kedustaan.” (Hawadits wal Bida’ (hal. 232), lihat juga Tabyinul Ajab Bimaa Waroda Fii Syahri Rojab (hal. 9, 19, 52, 64 dan 65) karya Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani rohimahulloh)

Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh juga menyatakan : “Bahwa malam Isro’ itu tidak diketahui pada malam apa hal itu terjadi.” (Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khoiril ‘Ibaad, 1/58) 

Syaikh Al-‘Allamah Abdul ‘Aziz bin Baaz rohimahulloh juga menegaskan : “Malam terjadinya Isro’ dan Mi’roj itu tidak ada riwayat-riwayat yang shohih yang menetapkannya, di Bulan Rojab atau bulan yang lainnya. Setiap riwayat yang menetapkannya, adalah tidak shohih diriwayatkan dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam menurut para Ulama dan Ahlul Hadits. Alloh Ta’ala memiliki hikmah yang dalam, dengan membuat orang lupa (atau tidak tahu) akan hari itu.” (At-Tahdzir Minal Bida’, hal. 17)

Beliau juga menyatakan lagi : “Kalaupun diriwayatkan dengan shohih penetapan harinya, tetap tidak boleh mengkhususkannya dengan satu jenis ibadah (tertentu) tanpa dalil (yang memerintahkan/menganjurkannya, edt.).” (At-Tahdzir Minal Bida’, hal. 17)