Sebuah Untaian Nasehat Untuk Para
Wanita :
“PAKAIAN TAQWA, ADALAH
SEBAIK-BAIK PAKAIAN DAN PERHIASAN”
Wahai saudariku muslimah….. ,
kita semua tentu memaklumi, bahwa berhias dan berpenampilan indah, adalah
termasuk salah satu adab yang disyari’atkan dalam agama kita yang hanif
(lurus) ini. Akan tetapi, yang penting untuk kita ketahui juga dalam perkara
ini adalah bahwa perhiasan itu ada dua macam, yakni perhiasan dhohir
(yang nampak dari luar), dan perhiasan batin (yang ada di dalam hati
seorang muslim).
Dan perhiasan batin, adalah lebih
penting untuk kita dahulukan dan kita perhatikan. Mengapa ? Ya, karena baiknya
dan bagusnya batin seseorang itu akan membawa pada keberuntungan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَا بَنِي آدَمَ
قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ
التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
(٢٦)
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat.” (QS Al-A’roof : 26)
Al-Imam As-Syaukani rohimahulloh
dalam tafsirnya (2/204) menjelaskan : “Yang dimaksud dengan pakaian taqwa
adalah pakaian Al-Waro’ dan menjaga diri agar tidak terjatuh pada
kemaksiatan. Yakni Waro’ terhadap diri sendiri (dengan berhati-hati dari
semua perkara yang harom dan syubuhat, edt.) dan takut kepada Alloh Ta’ala.
Yang demikian itu adalah sebaik-baik pakaian dan seindah-indahnya perhiasan.”
Seorang penyair Arab berkata :
إذا المرء لم يلبس ثيابا من التقى تقلب عريانا وإن كان كاسيا
“Apabila seseorang itu tidak
berpakaian dengan ketakwaan, dia berubah dalam keadaan telanjang meskipun dia
berpakaian.”
Setelah itupun dia juga berkata :
وخير لباس المرء طاعة ربه ولاخير فيمن كان لله عاصيا
“Sebaik-baik pakaian seseorang
adalah ketaatan pada Robbnya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang bermaksiat
kepada Alloh.”
Al-Imam Muslim rohimahulloh dalam
Shohih-nya (no. 2564) membawakan hadits dari Abu Huroiroh rodhiyallohu
‘anhu, dia berkata : “Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إن الله لا ينظر إلى أجسادكم ولا إلى
صوركم, ولكن ينظر إلى قلوبكم (و أعمالكم)
“Sesungguhnya Alloh tidak melihat
kepada jasad-jasad kalian dan bentuk tubuh kalian, tetapi Dia melihat kepada
hati-hati kalian (dan amal-amal kalian).” Beliau berisyarat dengan
jari telunjuk ke dadanya.
Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh
menjelaskan : “Ketahuilah, bahwa kecantikan (keindahan) itu terbagi menjadi dua
bagian : “Dhohir dan Bathin”. Maka kecantikan batin, adalah perkara yang sangat
dicintai secara dzatnya, yaitu kecantikan (bagusnya) ilmu, akal, kedermawanan, ‘iffah
(pandai menjaga diri dengan adab-adab islami), dan as-syaja’ah
(keberanian/pemberani). Kecantikan batin inilah yang penjadi tempat
perhatian/pandangan Alloh terhadap hamba-Nya, dan juga tempat kecintaan-Nya
terhadap hamba-Nya tersebut.
Sebagaimana telah disebutkan
dalam sebuah hadits : “Sesungguhnya Alloh tidak melihat kepada jasad-jasad
kalian dan bentuk tubuh kalian, tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian (dan
amal-amal kalian).”
Kecantikan/keindahan batin
seperti ini akan bisa menghiasi bentuk tubuh yang dhohir (fisiknya), meskipun
dia tidak mempunyai kecantikan (secara fisiknya). Maka orang seperti ini akan
berpakaian dengan kecantikan (batin) dan kelezatan (imannya) sesuai dengan
upaya ruhnya (jiwanya) dengan sifat-sifat tersebut.
Adapun kecantikan secara dhohir,
maka ini adalah perhiasan yang Alloh mengkhususkannya kepada seseorang tetapi
tidak bagi orang yang lainnya, dan ini adalah perhiasan yang berupa bentuk
tubuh yang telah diciptakan Alloh dengannya, yang mana Alloh Ta’ala telah
berfirman :
يَزِيدُ فِي
الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١)
“……..Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS Fathir : 1)
Para ahli tafsir mengatakan
tentang ayat ini : “Yaitu suara yang bagus dan bentuk tubuh yang bagus.”
Sebagaimana halnya bahwa
kecantikan batin itu adalah sebesar-besar nikmat Alloh atas hamba-Nya, demikian
pula dengan nikmat dhohir, dia juga merupakan nikmat dari Alloh, maka wajib
untuk mensyukurinya. Karena sesungguhnya bersyukur kepada Alloh dengan bertakwa
kepada-Nya, maka hal itu akan menambah kecantikannya di atas kecantikan yang
telah ada pada dirinya.
Tetapi apabila kecantikan
(dhohirnya) digunakan untuk melakukan maksiat kepada Alloh, maka hatinya akan
mempunyai sesuatu (yakni penyakit hati, edt.), yang akan nampak di dunia dan di
akhirat. Segala keindahan akan berubah/kembali menjadi kesedihan/kesunyian
hati, kejelekan, keburukan, dan orang yang melihatnya akan lari/menjauh
darinya. Dan semua orang yang tidak bertakwa kepada Alloh Azza wa Jalla dalam
kecantikan atau kebagusannya (yakni meskipun dia dalam keadaan cantik secara
fisiknya saja, edt.), akan berbalik/berubah menjadi menjadi kesedihan,
kejelekan dan keburukan di tengah-tengah manusia.
Maka keindahan batin itu akan
meninggikan (derajat) orang yang jelek dhohirnya (yang wajah atau tubuhnya jelek),
dan akan bisa menutupinya. Sedangkan jeleknya batin itu hanya akan meninggikan
kecantikan dhohirnya saja dan akan menutupi (kecantikan pada batinnya)
Seorang penyair berkata :
يا حسن الوجه توق الخنا لا تبدلن الزين بالشين
ويا قبيح الوجه كن محسنا لا
تجمعن بين قبيحين
“Wahai (yang mempunyai) wajah
yang elok/bagus, berhati-hatilah dari penkhianatan, janganlah mengganti
perhiasan dengan keburukan.”
“Dan wahai (yang mempunyai) wajah
yang jelek, jadilah kamu orang yang baik, (karena) tidak akan berkumpul antara
dua kejelekan itu.”
(Selesai penukilan dari kitab Roudhotul
Muhibbin (hal. 231), karya Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh)
Dan yang terakhir, kami
persembahkan pula untuk diri anda wahai saudariku muslimah, sebuah syair yang
bagus oleh seorang penyair Arab , semoga Alloh Ta’ala memperbaguskan hati Anda
semuanya….
يا خادم الجسم كم تسعى لخدمته أتطلب الربح فيما فيه خسران
أقبل على النفس فاستكمل فضاءلها فأنت بالروح لابالجسم إنسان
“Wahai pelayan badan, berapakah
usahamu untuk melayani (badanmu itu), apakah kamu mencari laba dalam perkara
yang di dalamnya (mengandung) kerugiaan.”
“Lihatlah dirimu, lalu
sempurnakanlah keutamaannya, maka engkau akan meraih laba (keuntungan) dengan
ruhmu, bukan dengan jasad manusia.”
Semoga uraian nasehat yang
ringkas ini, bermanfaat untuk kami dan Anda semuanya, barokallohu fiikum.
Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby
PONDOK PESANTREN DARUL ILMI SBY
www.darul-ilmi-sby.blogspot.co.id