APA SIH
HAKEKAT SYIRIK (MENYEKUTUKAN ALLOH TA’ALA) ITU ?
Al-Imam
Ibnu Baaz
rohimahulloh, ketika menjelaskan definisi tentang Syirik, beliau berkata :
“(Syirik itu adalah) memalingkan/mengarahkan suatu ibadah – baik sebagiannya
atau seluruhnya – kepada selain Alloh.”
As-Syaikh
Al-‘Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rohimahulloh, ketika menafsirkan firman Alloh Ta’ala
dalam surat Al-An’am ayat 151 yang berbunyi :
۞قُلۡ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡۖ
أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ….. ١٥١
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang
diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu
dengan Dia (Alloh)…..” (QS Al-An’am : 151)
Beliau mengatakan :
“Hakekat
Syirik kepada Alloh adalah beribadah/menyembah makhluk sama seperti menyembah
Alloh, atau mengagungkannya sama seperti mengagungkan Alloh, atau mengarahkan
salah satu jenis kekhususan Rububiyyah dan Uluhiyyah kepadanya. Apabila seorang
hamba meninggalkan semua jenis syirik, maka jadilah dia seorang Muwahhid
(Ahli Tauhid), Mukhlishon Lillaah (yang ikhlash/memurnikan ibadah hanya
kepada Alloh) pada seluruh keadaannya. Inilah hak Alloh atas seluruh hamba-Nya,
yakni beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (Taisir
Al-Karimir Rohman fii Tafsir Kalamil Mannan / Tafsir As-Sa’di
(hal. 242), penerbit Mu’assasah Ar-Risalah)
Al-Imam Al-Hafidz Ibnul Qoyyim
rohimahulloh menyimpulkan : “Maka secara umum/secara garis besar, asas
(pondasi) kesyirikan dan qoi’dah-qoi’dah yang mana kesyirikan tersebut dibangun
di atasnya, adalah : “(Sikap) bergantung kepada selain Alloh.” Dan pelakunya adalah tercela dan terhina,
sebagaimana firman Alloh Ta’ala :
لَّا تَجۡعَلۡ مَعَ ٱللَّهِ
إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَقۡعُدَ مَذۡمُومٗا مَّخۡذُولٗا ٢٢
“Janganlah kamu adakan tuhan yang
lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak
ditinggalkan (Allah).” (QS Al-Isro’ : 22)
Madzmuman, artinya “yang tidak ada
pujian baginya”. Makhdzulan, artinya “tidak ada penolong baginya.” (Madarijus
Salikin (1/292), karya Ibnul Qoyyim rohimahulloh, penerbit Al-Kutub
Al-Ilmiyyah)
APA BAHAYANYA SYIRIK ITU ?
Diantara perkara yang menunjukkan
besarnya bahaya Syirik adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Bahwa
dosa syirik itu tidak diampuni oleh Alloh Ta’ala. Hal itu sebagaimana
dinyatakan dalam firman Alloh Ta’ala :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن
يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ
بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا ٤٨
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS
An-Nisa’ : 48, lihat juga ayat 116)
KEDUA : Bahwa
pelaku syirik, wajib baginya masuk neraka, dan kekal di dalamnya. Alloh Ta’ala
juga menegaskan dalam firman-Nya :
إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ
فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا
لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢
“ …… Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.” (QS Al-Maidah : 72).
KETIGA : Orang
yang berbuat syirik, amalan mereka tidak bermanfaat sedikitpun bagi mereka
(yakni, amalan mereka menjadi sia-sia, tidak berpahala sedikitpun). Sebagaimana
firman Alloh Ta’ala :
وَلَوۡ أَشۡرَكُواْ لَحَبِطَ
عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٨٨
“ …. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan.” (QS Al-An’am : 88)
Juga dalam firman Alloh Ta’ala :
وَلَقَدۡ أُوحِيَ إِلَيۡكَ
وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ لَئِنۡ أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٦٥
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu (wahai Muhammad) dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu : "Jika
kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya akan hapuslah amalmu, dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az-Zumar : 65)
SIFAT-SIFAT HATI YANG SELAMAT
Al-Imam Al-‘Allamah As-Syaukani
rohimahulloh, ketika membahas firman Alloh Ta’ala dalam Surat As-Syu’aro ayat
89 yang berbunyi :
إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ
بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩
“ …… Kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang selamat (bersih).” (QS
As-Syu’aro : 89)
Beliau menukil tafsir dari
beberapa ulama, kemudian beliau berkata : “Al-Qolbu As-Salim (Hati yang
selamat/bersih), adalah yang selamat dari kesyirikan, kosong dari kebid’ahan,
merasa tenang dengan Sunnah (tuntunan dan petunjuk Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam).” (Fathul Qodir (4/141), karya Al-Imam
As-Syaukani rohimahulloh, terbitan Darul Wafa’)
HUKUMAN (AKIBAT JELEK) BAGI ORANG
YANG BERPALING DARI TAUHID
Al-Imam Al-Hafidz Ibnul Qoyyim
rohimahulloh pernah berkata :
“Maka orang yang berpaling dari
Tauhid itu, dia adalah Musyrik (orang yang berbuat kesyirikan), baik dia
menginginkannya atau enggan. Dan orang yang berpaling dari As-Sunnah itu, dia adalah
orang yang sesat, baik dia menginginkannya ataupun enggan.” (Ighotsatul
Lahfan (1/242), karya Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh, terbitan
Al-Kutub Al-Ilmiyyah)
(Diterjemahkan dari Kitab : Al-Fawakihul
Janiyyah Minal Atsari As-Salafiyyah (hal. 34-36), karya guru kami,
Syaikh Abu Ibrohim Muhammad bin Mani’ Al-Ansy hafidzhohulloh)
Akhukum
fillah,
Abu
Abdirrohman Yoyok WN