INFO DAUROH ILMIYYAH SURABAYA

Hasil gambar untuk PERCIKAN AIR HUJAN


بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan mengharap ridho Alloh Subhanahu wa Ta’ala, hadirilah …….


DAUROH ILMIYYAH
(Kajian Islam Intensif)

Bersama :

Asy-Syaikh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al-Iryany hafidzhohulloh
(Dari Yaman)

Tema Kajian  :

“AHKAMUL MATHOR”
(Hukum-Hukum Seputar Turunnya Hujan)

W a k t u  :

Hari Ahad, 23 Shofar 1439 H / 12 Nopember 2017 M
Pukul : 09.00 – selesai (ba’da sholat Dhuhur dilanjutkan tanya jawab)

T e m p a t  :

Pondok Pesantren DARUL ILMI Surabaya
Jln. Kuwukan Garuda No. 2 (eks Gedung SMP-SMA Garuda)
Dusun Kuwukan Desa Lontar Sby
(kurang lebih jaraknya 300 m dari terminal/pom bensin Manukan)

Catatan :

Kegiatan ini berlaku untuk umum, Ikhwan maupun Akhwat. Dan insya Alloh pula disediakan makan siang untuk seluruh peserta.

Info Kajian Rutin di Pondok Pesantren Darul Ilmi


Hasil gambar untuk pulpen dan kitab
Kaum Muslimin rohimakumulloh......

Alhamdulillah, saat ini Pondok Pesantren Darul Ilmi Surabaya kedatangan tamu kembali, yakni salah satu dari para Masyayikh kami (gurtu-guru kami) dari negeri Yaman, yaitu As-Syaikh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al-Iryani hafidzhohulloh. 

Insya Alloh beliau akan tinggal beberapa saat di pondok kami ini. Dan untuk itulah, keberadan beliau tidaklah kami sia-siakan, Selama beliau berada di pondok kami, insya Alloh beliau akan menyampaikan beberapa materi pelajaran yang penting dan bermanfaat untuk kami. 

Diantaranya adalah sebagai berikut :


JADWAL KEGIATAN TA’LIM HARIAN
PONDOK PESANTREN “DARUL ILMI” SURABAYA
Bersama Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al-Iryany hafidzhohulloh (dari Yaman)


Nomer
W a k t u
M a t e r i
P e n g a j a r

01.

Ba’da Shubuh

PELAJARAN SHIFAT SHOLAT NABI


As-Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al-Iryany


02.

Pukul 09.30 – 10.30 WIB

AR-ROID FII ILMIL FAROID
(Pelajaran Ilmu Waris)


As-Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al-Iryany


03.

Ba’da Ashar

Kitab USHULUS SUNNAH
(Karya Al-Imam Abu Hatim dan Abu Zur’ah Ar-Rozy)


As-Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al-Iryany


04.

Ba’da Maghrib

Kitab MULAKHOSH AHKAMIL JANAIZ
(Karya beliau sendiri)


As-Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al-Iryany



 Keterangan :
   Info ta’lim, bisa hubungi kami : Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby    (0812-1777-4917)

Rekaman Khutbah Jum'at

Hasil gambar untuk menengadahkan tangan saat berdoa
Ikhwani fillah rohimaniyallohu wa iyyakum  …………..

Berikut ini adalah rekaman Khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Ubaidah  dan Al-Ustadz Abu Abdirrohman Yoyok WN hafidzhohumalloh di Masjid Pondok Pesantren Darul Ilmi Surabaya, pada pekan yang lalu dan pekan sebelumnya.

Berikut ini rekamannya :


Hari / Tanggal
T e m p a t
Khotib Jum’at
Tema Khutbah

27/10/2017

Masjid Pondok Pesantren Darul Ilmi Sby

Al-Ustadz Abu Ubaidah



3/11/2017

Masjid Pondok Pesantren Darul Ilmi Sby

Al-Ustadz Abu Abdirrohman Yoyok WN




Untuk mengetahui isi dan kandungan khutbah ini selengkapnya, atau ingin mendownloadnya, silahkan klik judul khutbah tersebut di atas…….

Kumpulan Rekaman Taushiyyah & Khutbah Jum'at

REKAMAN KHUTBAH JUM’AT & TAUSHIYYAH

Hasil gambar untuk buku dan pena
Ikhwani fillah rohimaniyallohu wa iyyakum  …………..

Berikut ini adalah rekaman Khutbah Jum’at dan beberapa Taushiyyah (nasehat) yang disampaikan oleh beberapa Ustadz hafidzhohumulloh di Masjid Pondok Pesantren Darul Ilmi Surabaya beberapa hari terakhir ini, terutama dari beberapa Asatidz yang sempat ziaroh (berkunjung) di Pondok Pesantren Darul Ilmi Surabaya.  

Berikut rekamannya :


Tanggal
Kegiatan
Ustadz
Tema

15-9-2017

Khutbah Jum'at Masjid At-Taqwa Jl. Kedungdoro Sby


Abu Abdirrohman Yoyok WN


22-9-2017

Khutbah Jum’at PP Darul Ilmi Sby


Abu Abdurrahman Yoyok WN




29-9-2017

Khutbah Jum’at Masjid Al-Furqon Manukan Tandes Sby


Abu Abdurrahman Yoyok WN




11-10-2017

Taushiyah / Muhadhoroh di PP Darul Ilmi Sby

Abul Husain Nurcholis (Purbalingga Jateng)



14-10-2017

Taushiyyah / Muhadhoroh di PP Darul Ilmi Sby


Abu Ayyub Muhammad Amin Banyuwangi Jatim


Untuk mengetahui isi dan kandungan khutbah ini selengkapnya, atau ingin mendownloadnya, silahkan klik judul khutbah tersebut di atas…….

AQIDAH KITA TENTANG MUHARROM (SYURO) (Bagian ke-3)

HIKMAH DI BALIK HARI ASYURO 

Hasil gambar untuk bulan muharram


A.  PENGERTIAN HARI ASYURO :

Yang dimaksud hari Asyuro adalah hari ke sepuluh dari bulan Muharrom (tanggal 10 Muharrom). Dan di hari ini, mempunyai banyak keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh hari-hari yang lainnya.

B.  HIKMAH DI BALIK HARI ASYURO :

Hari Asyuro mempunyai keutamaan atau keistimewaan tersendiri, sampai-sampai para Nabi terdahulu sebelum Nabi kita Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam, mereka mengagungkan hari asyuro ini, dengan melakukan puasa sunnah di hari ini. Diantaranya adalah Nabi Nuh dan Nabi Musa ‘alaihimas sholatu was salam.

Agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam pun juga memuliakan dan mengagungkan hari Asyuro ini, juga dalam bentuk melakukan puasa sunnah di hari ini.

Tetapi, terkait amalan ibadah puasa sunnah di hari Asyuro ini, Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam mengalami empat macam kondisi, yakni sebagai berikut :

PERTAMA  : Bahwa beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan puasa Asyuro ketika masih berada di Mekkah, tetapi beliau tidak memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa pada hari tersebut.

Hal itu berdasarkan hadits ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

كان عاشوراء يوما تصومه قريش في الجاهلية وكان النبي صلى الله عليه وسلم يصومه فلما قدم المدينة صامه وأمر بصيامه فلما نزلت فريضة شهر رمضان كان رمضان هو الذي يصومه فترك يوم عاشوراء فمن شاء صامه ومن شاء أفطره

“Dahulu hari ‘Asyuro’ adalah hari yang orang-orang Quroisy jahiliyah biasa berpuasa padanya. Demikian pula Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam berpuasa juga pada hari itu. Kemudian ketika beliau tiba di Madinah (yakni ketika telah berhijrah), beliau tetap berpuasa (tiap hari Asyuro) dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga pada hari itu. Setelah turun kewajiban puasa bulan Romadhon, maka beliau berpuasa pada bulan (Romadhon) itu dan meninggalkan puasa ‘Asyuro’. Maka siapa yang tetap ingin berpuasa, maka silahkan berpuasa, dan yang tidak ingin, maka silahkan berbuka.” (HR Imam Al-Bukhori no. 2002 dan Imam Muslim no. 1126. Lihat juga Latho’iful Ma’arif (hal. 48), karya Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hambali rohimahulloh)

KEDUA : Bahwa ketika Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) juga biasa berpuasa pada hari itu untuk mengagungkannya. Maka beliau pun juga tetap berpuasa dan memerintahkan kaum muslimin juga berpuasa pada hari itu, karena merasa lebih berhak untuk meneladani Nabi Musa ‘alaihis salam daripada Ahli Kitab tersebut.
Hal itu sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu Abbas rodhiyallohu anhuma, bahwa beliau pernah bercerita :

“Rosululoh shollallohu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyuro. Lalu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada mereka : “Hari apakah ini yang kalian berpuasa padanya ?” Mereka menjawab : “Ini adalah hari yang agung, dimana Alloh Ta’ala telah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya (dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya), dan hari ditenggelamkannya Fir’aun dan bala tentaranya tersebut (ke dalam lautan). Kemudian Musa berpuasa pada hari itu sebagai bentuk rasa syukur (kepada Alloh), sehingga kamipun berpuasa pada hari itu pula.” Lalu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pun bersabda : “Kami lebih berhak dan lebih utama (untuk mengikuti) Nabi Musa ‘alaihis salam daripada kalian.” Selanjutnya, beliau berpuasa pada hari itu, dan beliau memerintahkan (pada kaum muslimin) agarberpuasa pada hari itu.” (HR Imam Al-Bukhori no. 2004 dan Imam Muslim no. 1130). 

AQIDAH KITA TENTANG BULAN MUHARROM (SYURO) (BAGIAN KE-2)


Hasil gambar untuk bulan muharram
APAKAH BENAR BAHWA BULAN MUHARROM ITU ADALAH BULAN SIAL (YANG MEMBAWA KESIALAN & KEJELEKAN), SEBAGAIMANA YANG BANYAK DIYAKINI OLEH MASYARAKAT ?


Jawabnya : “Ini tidak benar !” Ini hanyalah keyakinan atau anggapan tanpa dasar, yang muncul pada kebanyakan masyarakat kita, yang sumbernya adalah : “katanya dan katanya.” Atau, karena mengikuti “anggapan dan keyakinan  dari nenek moyang”. Maka tentu saja, pendalilan seperti ini tidak bisa diterima, dan jauh dari kebenaran.

Lagi pula, keyakinan atau sangkaan seperti itu, bertentangan dengan dalil-dalil yang disebutkan di atas, yang menegaskan bahwa bulan Muharrom adalah termasuk dari salah satu bulan yang disucikan atau dimuliakan dalam agama Islam ini.  

Disamping itu, bila kita perhatikan dalil-dalil yang lainnya, maka kita akan melihat banyaknya kesalahan dan kerusakan anggapan tersebut di atas. Apa saja itu ?

Diantaranya adalah sebagai berikut :

PERTAMA : Menganggap bahwa Muharrom adalah bulan sial, termasuk bentuk celaan terhadap masa atau waktu, padahal masa atau waktu tersebut termasuk makhluk yang diciptakan oleh Alloh Ta’ala. Maka mencela waktu atau masa, sama saja seperti mencela yang menciptakannya, yakni mencela Alloh Ta’ala. Dan ini termasuk kebiasaan dan perbuatannya orang-orang musyrik.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Alloh Ta’ala : 

وَقَالُواْ مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ ٢٤

“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS Al-Jatsiyyah : 24)

Maka dalam ayat ini, orang-orang musyrik menisbahkan (menyandarkan) kehidupan atau kematian itu kepada masa atau waktu. Dan meyakini, masa atau waktu itulah penyebab dari semuanya. Yakni, penyebab dari semua kejelekan yang menimpa mereka. Dan inilah kekufuran dan kesyirikan mereka. Dan ini pun  juga termasuk bentuk celaan terhadap masa atau waktu.

Padahal yang benar, Alloh Ta’ala sajalah yang menyebabkan itu semuanya, yakni yang menghidupkan atau mematikan, yang mendatangkan kesenangan atau kesedihan, dan sebagainya.

Dalam hadits Qudsi yang shohih, Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan, mencela masa atau waktu itu, sama dengan mencela dan menyakiti Alloh Ta’ala. Dalam hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Alloh Azza wa Jalla berfirman : “Aku disakiti oleh anak Adam (manusia). Dia mencela masa atau waktu, padahal Aku-lah (Yang menciptakan dan mengatur) waktu, Aku-lah Yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR Imam Muslim no. 6000)

Dalam lafadz lainnya :

“Alloh Azza wa Jalla berfirman : “Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan : “Ya Khoibatad Dahr” (ini adalah kata yang diucapkan sebagai ungkapan untuk mencela waktu, edt.). Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan “Ya Khoibatad dahr”, karena Aku adalah (Yang menciptakan dan yang mengatur) waktu. Aku-lah yang membolak-balikkan malam dan siang. Jika Aku mau, tentu Aku akan menggenggam keduanya.” (HR Imam Muslim no. 6001)

Maka berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas dan juga masih banyak yang lainnya dapat disimpulkan, bahwa mencela masa atau waktu termasuk perbuatan yang dilarang dan diharamkan dalam syariat agama kita ini. Bahkan bisa dianggap telah melakukan perbuatan syirik (menyektukan Alloh Ta’ala), bila dia menganggap bahwa masa atau waktu itulah penyebab timbulnya kejelekan atau kesialan yang menimpanya. Wallohu a’lamu bis showab.