AGAMA
YANG DIRIDHOI OLEH ALLOH, HANYALAH ISLAM !
Saudaraku kaum muslimin,
ketahuilah !
Mengapa demikian ?
Ya, hal ini karena agama Islam
yang kita peluk ini adalah agama yang agung. Agama Islam yang dibawa dan
diajarkan oleh Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para
Nabi ini, adalah agama yang diridhoi oleh Alloh ta’ala, dan Islam ini juga
sebagai kesempurnaan nikmat yang telah Alloh turunkan untuk para hamba-Nya.
Maka siapapun dari umat manusia
ini yang mengaku beribadah kepada Alloh tetapi tidak beragama dengan Islam,
maka ibadahnya adalah sia-sia, dan agamanya itu tidak akan diterima oleh Alloh
ta’ala.
Alloh subhanahu wa ta’ala
berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini, telah Aku
sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah
Aku ridhoi Islam ini sebagai agama bagimu.” (QS Al-Maidah : 3)
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama yang
diridhoi di sisi Alloh adalah Islam.” (QS Ali Imron : 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ
الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ
الْخَاسِرِين
“Barangsiapa mencari agama
selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu darinya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Ali Imron : 85)
Alloh subhanahu wa ta’ala juga
memerintahkan kepada Nabi-Nya, untuk mengajak umat manusia agar beriman
dengannya dan dengan agama yang dibawanya. Sebagaimana hal ini ditegaskan dalam
firman Alloh ta’ala :
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah (wahai Muhammad
shollallohu ‘alaihi wa sallam), “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini adalah
utusan Alloh kepada kalian semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit
dan bumi, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Menghidupkan
dan Yang Mematikan. Oleh karena berimanlah kalian kepada Alloh dan Rosul-Nya,
seorang Nabi yang Ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada Kalimat-Kalimat-Nya
(Kitab-Kitab-Nya), dan ikutilah dia agar kalian mendapat petunjuk.” (QS
Al-A’rof : 158)
Dalam hadits yang shohih, dari
Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad
berada dalam genggaman tangan-Nya, tidaklah mendengar tentang aku seorangpun
dari kalangan umat ini, (juga) orang-orang yahudi dan tidak pula (mendengar
tentang aku) orang-orang nashrani, kemudian dia mati (dalam keadaan) dia belum
beriman dengan apa yang aku bawa (yakni agama Islam ini), melainkan dia
termasuk penghuni neraka.” (HR Imam Muslim no.
153)
Disamping itu semua, ketahuilah
pula bahwa agama Islam ini adalah agama yang haq (benar), yang mana Alloh
subhanahu wa ta’ala menjamin bagi siapa saja yang berpegang teguh dengan agama
ini dengan sebenar-benarnya, pasti Dia akan menolongnya dan memenangkannya di
atas seluruh agama yang ada.
Hal ini ditegaskan oleh Alloh
ta’ala dalam firman-Nya :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dia-lah (Alloh) yang telah
mengutus Rosul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang haq, agar
dimenangkan-Nya di atas seluruh agama, walaupun orang-orang musyrik itu tidak
suka.” (QS At-Taubah : 33)
Alloh subhanahu wa ta’ala juga
berfirman :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Alloh berjanji kepada
orang-orang yang beriman dan yang beramal sholih diantara kalian, bahwa
sunggguh-sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka dalam keadaan
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak
mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun. Barangsiapa tetap kafir setelah itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nuur : 55)
Dan agama Islam ini adalah
agama yang sempurna, baik dalam masalah aqidahnya (keyakinannya), maupun
seluruh syari’atnya secara umum. Perhatikanlah :
a. Agama Islam ini
memerintahkan kita untuk mentauhidkan Alloh (mengesakan Alloh dalam beribadah),
dan melarang dari perbuatan syirik (menyekutukan Alloh dalam beribadah).
b. Agama Islam ini memerintahkan
kita untuk jujur, dan melarang dari berbuat dusta (bohong).
c. Agama Islam ini
memerintahkan kita untuk berbuat adil, dan melarang dari berbuat dholim.
d. Agama Islam ini
memerintahkan agar kita ini amanah (dapat dipercaya apabila diserahi urusan),
dan melarang dari berkhianat.
e. Agama Islam ini
memerintahkan kita untuk menyampaikan amanat, dan melarang dari menipu.
f. Agama Islam ini
memerintahkan kita agar berbakti pada kedua orang tua, dan melarang dari
berbuat durhaka kepada mereka.
g. Agama Islam ini juga
memerintahkan kita agar menyambung hubungan shilaturrahmi kepada kerabat, dan
melarang dari memutuskan shilaturrahmi.
h. Agama Islam ini juga
memerintahkan agar kita berbuat baik kepada tetangga, dan melarang kita dari
menyakitinya, dan lain-lain.
Demikianlah, intinya agama kita
ini memerintahkan kita agar berakhlak dengan akhlak yang utama dan melarang
kita dari akhlak yang rendah dan hina. Islam juga memerintahkan kita agar kita
selalu beramal sholih (kebaikan) dan melarang dari amal-amal kejelekan. Inilah
agama kita, sebagaimana dalam firman Alloh ta’ala :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Alloh menyuruh
kamu untuk berbuat adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,
(dan Alloh) melarangmu dari melakukan perbuatan yang keji, mungkar dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu, agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” (QS An-Nahl : 90)
Saudaraku kaum muslimin,
ketahuilah pula ! Agama Islam ini adalah jalan lurus yang kita tempuh di dunia,
demikian pula dia akan menjadi jalan lurus yang akan kita tempuh di akhirat
nanti.
Artinya, bila kita benar-benar
berpegang teguh dengan syari’at yang ada di dalam agama Islam ini, dengan
melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya dan menjauhi
larangan-larangan yang juga terkandung di dalamnya, niscaya hal itu akan
menentukan keselamatan kita ketika melintasi As-Shiroth (jembatan yang
terbentang di atas neraka jahannam) nanti pada kehidupan kita di akhirat.
Dalam hadits An-Nawwas bin
Sam’an rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“…..Dan jalan (yang lurus) itu adalah Islam…..” (HR Imam Ahmad dalam Al-Musnad (4/182) dan sanadnya shohih).
Guru kami, Syaikh Yahya bin Ali
Al-Hajuri hafidzohulloh berkata : “Maka barangsiapa tsabat (kokoh/kuat) di atas
agama ini (selama di dunia), niscaya dia akan kokoh pula – insya Alloh –
(ketika melalui) As-Shiroth, (yakni) jembatan yang terbentang di atas neraka
jahannam….” (Al-Mabadi’ul Mufidah, Fii
At-Tauhid wal Fiqhi wal Aqidah,
hal. 6)
Dalil yang menunjukkan hal
tersebut di atas adalah firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا
وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ
اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
“Dan tidak ada seorangpun dari
kalian kecuali dia akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Robb-mu adalah
suatu kemestian yang telah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa, dan membiarkan orang-orang dholim di dalam neraka
itu dalam keadaan bertekuk lutut.” (QS. Maryam : 71-72)
Adapun sifat-sifat tentang
as-Shiroth (jembatan yang terbentang di atas neraka jahannam itu) dijelaskan
oleh seorang sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang mulia, yakni
Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyallohu ‘anhu :
“Telah sampai (berita) kepadaku, bahwa
jembatan tersebut lebih tipis/halus daripada rambut, dan lebih tajam daripada
pedang…” (HR Imam Muslim no. 183)
Semua manusia akan melewati
shiroth tersebut sesuai dengan kadar amalannya ketika masih hidup di dunia.
Diantara mereka ada yang melintasi shiroth itu seperti kejapan mata (sekejap
mata), ada yang seperti kilat, ada yang seperti angin (yang bertiup kencang),
ada yang seperti kuda yang berlari kencang, ada yang seperti menunggang onta,
ada yang seperti orang yang berlari kencang, ada yang seperti orang yang
berjalan kaki, ada yang seperti orang yang merangkak, ada yang belum sempat berjalan
tapi langsung ditarik oleh pengait-pengait (seperti supit) yang ada di kanan
dan kiri shiroth tersebut sehingga langsung terjun ke neraka jahannam, dan
lainnya. (silahkan periksa : Hadits Abu Huroiroh (Shohih Al-Bukhori no. 806, Muslim no. 182 dan 195) dan Hadits Abu Sa’id Al-Khudri dalam Shohih
Al-Bukhori no. 7440 dan Muslim no. 183)
As-Syaikh Muhammad bin Sholih
Al-Utsaimin rohimahulloh menjelaskan, bahwa cara dan sifat melintasi shiroth
tersebut di atas, bukanlah pilihan atau sesuai keinginan manusia (sebab kalau
disandarkan pada keinginan manusia, tentu mereka ingin melintasi shiroth
tersebut secepat-cepatnya), tetapi semuanya itu hanyalah sesuai dengan kadar
cepatnya dia menerima syari’at Islam ketika masih di dunia ini. Maka
barangsiapa cepat dalam menerima apa yang dibawa oleh Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam, niscaya dia akan cepat pula ketika melintasi shiroth
tersebut, dan barangsiapa berlambat-lambat (dalam menerima syariat Islam ketika
di dunia), maka diapun akan lambat ketika melintasi shiroth tersebut, sebagai
balasan yang setimpal baginya, karena Al-Jazaa’u min jinsil ‘amal (balasan itu
sesuai dengan jenis amalannya).” (Syarh
Al-Aqidah Al-Wasithiyyah,
2/162)
Kesimpulannya, agama Islam ini
adalah jalan hidup kita, di dunia sekarang ini dan juga di akhirat nanti. Ayo
kita amalkan Islam ini dan berpegang teguh dengan syari’atnya hingga akhir
hayat kita nanti. Semoga Alloh memberikan taufiqnya kepada kita untuk
dimudahkan segala urusan kita di akhirat nanti. Aamiin,waffaqoniyallohu wa iyyakum ajma’iin.
Maroji’ :
1.
Syarah Ushulil Iman dan Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, keduanya karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh.
2.
Al-Mabadi’ul Mufidah,
karya guru kami Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafidzohulloh.
3.
Al-Fiqhu Al-Akbar, bi Syarh Qothfi Ats-Tsamar fii Bayaani Aqidah Ahlil
Atsar, karya guru kami juga As-Syaikh Abu ‘Amr Abdul Karim Al-Hajuri
hafidzohulloh)