ADAB-ADAB BERPUASA (4) :
MEMPERBANYAK AMAL SHOLIH DAN
BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENUNAIKAN BERBAGAI JENIS IBADAH

Diantara adab lainnya yang juga harus selalu
diperhatikan dan dijaga oleh orang yang berpuasa adalah memperbanyak amal
sholih dan bersungguh-sungguh dalam menunaikan berbagai jenis ibadah.
Ya, hal itu karena semua amal yang kita
lakukan di bulan Romadhon akan dilipatgandakan pahalanya oleh Alloh hingga
berlipat-lipat, lebih-lebih amalan yang berupa puasa ini, demikian pula
amal-amal orang yang berpuasa, Alloh Ta’ala mengistimewakan mereka dengan
memberikan balasan khusus dari sisi-Nya, beda dengan amal-amal ibadah yang
lainnya.
Dalam sebuah hadits dari Abu Huroiroh
rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa
Alloh Azza wa Jalla berfirman :
كل عمل ابن أدم
له إلا الصيام فإنه لي و أنا أجزي به
“Setiap amal anak Adam (yakni manusia) adalah
baginya, kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan
memberikan balasan (secara khusus) kepadanya…….” (HR Imam Al-Bukhori no. 1904
dan Muslim no. 1151)
Dalam riwayat lainnya, Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, Alloh Ta’ala berfirman :
“Dia meninggalkan makanan dan minumannya
serta syahwatnya karena Aku. Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan
memberikan balasan (secara khusus) kepadanya, satu kebaikan itu akan
dilipatgandakan (balasannya) sepuluh kali lipat yang semisalnya.”
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya
dengan lafadz :
“Semua amal-amal anak Adam (manusia) akan
dilipatgandakan, satu kebaikan akan dilipatgandakan (balasannya) sepuluh kali
lipat yang semisalnya, sampai mencapai tujuh ratus lipat. Kecuali puasa, karena
sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya…”
Adapun makna hadits : (“Puasa itu adalah
untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan balasan (secara khusus) kepadanya”), dijelaskan
oleh Abu Ubaid rohimahulloh (salah satu ulama ahli bahasa Arab) :
“Sesungguhnya Alloh hanyalah mengkhususkan
amalan puasa, bahwa puasa itu adalah untuk-Nya, dan bahwa Dia yang akan
memberikan balasan secara khusus kepadanya, meskipun amal-amal kebaikan lainnya
semuanya itu juga untuk-Nya dan Dia pula yang akan memberikan balasannya,
(dikhususkan hal itu hanyalah) karena puasa itu adalah (suatu ibadah) yang
tidak ditampakkan oleh pelakunya (orang yang berpuasa tersebut), baik dengan
lisannya/ucapannya maupun perbuatannya. Maka para malaikat-lah yang mencatat
amalannya tersebut. Sesungguhnya (puasa) itu hanyalah niat yang ada di dalam
hati, dan menahan diri dari gerakan makan dan minum.” (Nudhrotun Na’iim,
7/2645)
Berdasarkan itulah, maka selayaknya kita
bersemangat untuk melakukan banyak amal sholih, apakah itu berupa shodaqoh
kepada orang-orang miskin yang membutuhkan, melakukan sholat-sholat sunnah,
berdzikir dan berdoa, bersholawat untuk Nabi kita shollallohu ‘alaihi wa
sallam, membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis-majelis ilmu dan sebagainya.
Amal-amal tersebut, meskipun dituntut untuk diamalkan kapan saja dan dimana
saja, tetapi pada bulan Romadhon seperti ini, lebih-lebih lagi kita sangat
dituntut untuk memperbanyaknya.
Lebih khusus lagi, disunnahkan bagi kita
untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya (merenungkan
dan memikirkan maknanya).
Dalam hadits Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma,
beliau menceritakan :
“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam itu
adalah orang yang sangat dermawan (sangat suka memberikan bantuan dan kebaikan
kepada orang lain, edt.). Lebih-lebih lagi di bulan Romadhon, beliau lebih
dermawan lagi, (khususnya) ketika Malaikat Jibril ‘alaihis salam menjumpai
beliau. Malaikat Jibril ‘alaihis salam biasa menjumpai beliau setiap malam
(selama Romadhon) untuk mengajarkan Al-Qur’an (tadarus) kepada beliau. Dan
sungguh, ketika Malaikat Jibril menjumpai beliau itu, beliau adalah orang yang
lebih dermawan (lebih banyak kebaikan dan keutamaannya kepada manusia, edt.)
daripada angin yang berhembus.” (HR Imam Al-Bukhori no. 6 dan Muslim
no. 2308)
Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh mengatakan : “Termasuk petunjuk
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam di bulan Romadhon adalah memperbanyak
melakukan amal ibadah. Jibril ‘alaihis salam mengajarkan Al-Qur’an (kepada Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam) di bulan Romadhon. Adalah Nabi shollallohu
‘alaihis salam, tatkala berjumpa dengan malaikat Jibril, sangat dermawan
dalam melakukan kebaikan melebihi angin
yang berhembus. Asalnya memang Nabi adalah manusia yang paling dermawan,
kemudian beliau lebih dermawan lagi di bulan Romadhon. Beliau memperbanyak
melakukan shodaqoh dan kebaikan-kebaikan, membaca Al-Qur’an, sholat, dzikir,
i’tikaf. Beliau mengkhususkan untuk melakukan ibadah di bulan ini tidak
sebagaimana pada bulan-bulan yang selainnya.” (Zaadul Ma’aad,
2/32)
Dan termasuk kebaikan yang bisa kita lakukan
juga adalah memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa. Dalam hadits
Zaid bin Kholid Al-Juhani rodhiyallohu ‘anhu, disebutkan bahwa Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
من فطر صائما
كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيء
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka bagi
orang yang berpuasa, dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
berpuasa itu (yang telah diberi makanan olehnya, edt.), tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR Imam At-Tirmidzi no. 807
dan Ibnu Majah no. 1746 dan yang lainnya, sanadnya shohih)
Dan pada sepuluh hari terakhir dari bulan
Romadhon, beliau lebih bersungguh-sungguh lagi dalam ibadah, melebihi hari-hari
lainnya dari bulan Romadhon tersebut.
Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Ummul Mu’minin Aisyah rodhiyallohu ‘anha :
كان رسول الله
صلى الله عليه و سلم إذا دخل العشر الأواخر من رمضان أحيا الليل و أيقظ أهله وجد
وشد المئزر
“Adalah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam
apabila telah masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Romadhon, beliau biasa
menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, beliau bersungguh-sungguh
(dalam beribadah), dan beliau mengencangkan kain sarungnya (yakni tidak
menggauli istri-istrinya, edt.).” (HR Imam Al-Bukhori dalam Fathul Bari
(4/269) dan Muslim no. 1174)
Ummul Mu’minin Aisyah rodhiyallohu ‘anha juga
mengatakan :
كان رسول الله
صلى الله عليه وسلم يجتهد في رمضان ما لا يجتهد في غيره وفي العشر الأواخر منه ما
لا يجتهد في غيره
“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersungguh-sungguh (dalam beribadah) di bulan Romadhon, tidak sebagaimana pada
bulan-bulan yang selainnya. (Demikian pula beliau bersungguh-sungguh) pada
sepuluh hari terakhir (di bulan Romadhon tersebut), tidak sebagaimana pada
hari-hari yang lainnya (di bulan itu juga).” (HR Imam Muslim no. 1175)
Hadits-hadits tersebut menunjukkan pada kita
:
a. Penjelasan tentang betapa lezatnya/nikmatnya ibadah
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, dan betapa sabarnya beliau dalam melakukan
ibadah tersebut.
b. Bahwa menjauhi istri (yakni tidak menggaulinya untuk
sementara waktu) di waktu-waktu tersebut (yakni pada sepuluh hari terakhir dari
bulan Romadhon), akan lebih menambah semangat ibadah dan terus menerus di atas
ibadah tersebut.
c. Disunnahkan terus menerus di atas ketaatan, khususnya
pada waktu-waktu tersebut.
d. Disunnahkan untuk benar-benar memanfaatkan waktu-waktu
yang utama untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
e. Keutamaan sepuluh hari terakhir dari bulan Romadhon.
f. Menunjukkan semangatnya Rosululloh shollallohu ‘alaihi
wa sallam dalam melakukan ketaatan terhadap Robb-nya dan kesungguhan beliau
dalam meraih ridho Alloh Ta’ala.
g. Selayaknya/sepantasnya bagi kita untuk mendorong
(memberikan semangat) kepada keluarga kita dalam menunaikan ibadah, dan
mendidik mereka untuk selalu melakukan amal ketaatan, dan (lebih khusus lagi)
memerintahkan mereka untuk sholat.
(lihat kitab Bahjatun Nadhirin Syarh
Riyadhis Sholihin (2/339) karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali
hafidzhohulloh)
Demikianlah ibadah di bulan Romadhon yang
dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Mari kita
meneladani sunnah beliau tersebut, dengan menghidupkan hari-hari kita di bulan
Romadhon ini dengan memperbanyak ibadah dan melakukan berbagai jenis ibadah
yang bisa kita lakukan.
Romadhon jangan diisi dengan hanya
bersantai-santai, tidur sepanjang hari, duduk sepanjang hari di depan televisi
atau main game dan lain-lain. Manfaatkan “kesempatan emas” ini dengan
memperbanyak amal sholih, semoga Alloh Ta’ala akan menghapus dosa-dosa kita dan
memasukkan kita ke dalam jannah-Nya dengan sebab ibadah puasa di bulan Romadhon
ini, wallohu waliyut taufiq.
Akhukum
fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby
www.darul-ilmi-sby.blogspot.co.id